Suku Asmat adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang menghuni wilayah Papua. Suku ini sangat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang sangat unik. populasi dari suku ini terbagi menjadi dua, yakni suku yang tinggal di pesisir pantai dan suku yang tinggal di pedalaman. Keduanya mempunyai perbedaan dalam hal berdialek, cara hidup, struktur sosial serta ritual. Populasi suku yang tinggal di pesisir pantai dibagi lagu menjadi dua bagian, yakni suku Bisaman yang menempati wilayah sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai. Suku ini juga mempunyai rumah tradisional yang dinamakan rumah adat suku Asmat.
Seperti kita tahu, setiap suku mempunyai rumah adatnya sendiri, begitu pula dengan suku Asmat yang ada di Papua ini. Rumah adat tersebut pasti juga mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri yang menjadi pembeda antara rumah adat yang satu dengan rumah adat ynag lain. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai rumah adat milik suku Asmat. Penasaran? Yuk kita simak ulasan berikut ini!
Sumber : asmatkab.go.id
Rumah adat Jew ini banyak dikenal sebagai rumah bujang. Hal tersebut dikarenakan mayoritas yang tinggal di rumah tradisional ini adalah lelaki bujang yang tentunya belum menikah. Tetapi, rumah adat ini juga dapat ditinggali oleh seluruh penduduk di sekitarnya. Biasanya, rumah adat yang satu ini digunakan sebagai tempat pemuka adat serta pemimpin desa berkumpul.
Karena rumah adat ini merupakan rumah sakral, maka dalam pembuatannya harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan rumah adat Jew :
Walaupun rumah ini dijadikan sebagai hunian lelaki yang belum menikah, tetapi rumah adat ini juga sering dijadikan sebagai balai desa oleh masyarakat suku Asmat. Rumah ini sering digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara berkumpul dengan para pemuka adat maupun pemimpin dari suku Asmat. Pada zaman dahulu, masyarakat suku Asmat sering mengadakan rapat untuk merencanakan strategi perang atau sebagai tempat untuk melaksanakan ritual sebelum maupun sesudah perang.
Tetapi, saat ini rumah adat Jew ini digunakan sebagai tempat untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingat masyarakat suku Asmat. Contohnya seperti rencana penyambutan tamu serta pengadaan ritual dan pesta adat.
Rumah ini juga mempunyai fungsi lain, yaitu digunakan sebagai tempat untuk melatih para lelaki bujang untuk berperang. Mereka juga diajari mengenai cara memainkan Tifa (alat musik tradisional suku Asmat) serta mencari ikan di rawa dan sungai.
Rumah adat ini mempunyai ketentuan dalam penyediaan tungku api. Jika di desa tersebut terdapat 10 keluarga, maka tungku perapian dalam rumah bujang juga harus berjumlah 10.
Sumber : WordPress.com
Rumah adat Tysem ini disebut juga dengan rumah keluarga. Hal tersebut dikarenakan rumah ini difungsikan sebagai hunian mereka yang sudah berkeluarga.
Rumah adat Tysem dibangun memggunakan bagan material yang sama dengan rumah bujag, yaitu menggunakan bahan alami serta tidak memakai paku sama sekali.
Rumah Tysem harus didirikan di sekeliling rumah bujang, hal tersebut dikarenakan ukuran dari rumah adat ini yang lebih kecil. Rumah ini mempunyai ukuran seluas 3 x 4 x 4 meter.
Rumah adat Tysem ini mempunyai fungsi yang berbeda dengan rumah bujang sebelumnya. Rumah adat ini diibaratkan sebagai rumah warga yang dihuni oleh keluarga.
Rumah ini juga tidak mempunyai fungsi khusus atau sakral, hal tersebut dikarenakan kegiatan penting dilaksanakan di rumah bujang.
Yang menjadi pembeda antara rumah adat bujang dengan rumah adat Tysem ini terketak pada ketentuan penghuninya. Jika rumah bujang hanya diperuntukkan bagi para laki-laki yang belum menikah, rumah adat Tysem ini digunakan hanya untuk masyarakat suku Tysem yang telah menikah atau berkeluarga.
Di dalam rumah adat ini biasanya terdapat 2 hingga 3 pasang keluarga yang menghui rumah adat Tysem ini. Keluarga ini terdiri dari 1 keluarga inti senior dan 2 hingga 3 keluarga junior. Jumlah keluarga inti masyarakat suku Asmat terdiri dari 4 sampai 5 dan 8 sampai 10 orang.
Difungsikan sebagai tempat tinggal bagi masyarakat suku Asmat yang telah berkeluarga.
Nah, itulah beberapa rumah adat suku Asmat yang wajib kita ketahui. Dengan mengetahuinya saja, kita sudah ikut serta dalam melestarikan rumah adat yang ada di Indonesia. Hal tersebut juga merupakan bentuk rasa cinta kita terhadap berbagai kebudayaan yang kita miliki. Bukankah negeri kita sangat kaya ? Oleh sebab itu, kita harus terus menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai beragam kebudayaan yang ada di Indonesia., contohnya dengan mengenal rumah adat suku Asmat ini.
Izzza.com. Menulis dengan penuh cinta. Sejak 2020